Bangka, Viapost.id || 27 Mei 2025
Para penambang ponton TI di perairan Laut Matras, Bangka, mengeluhkan situasi yang semakin tak menentu terkait pemberian “cantingan” timah (jatah hasil tambang) kepada kelompok-kelompok tertentu yang kerap mendatangi mereka saat bekerja.
Salah satu penambang yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan keresahannya saat dikonfirmasi oleh awak media.
“Kami para pemilik ponton bekerja di Laut Matras. Setiap kali beroperasi, selalu diminta memberikan cantingan timah. Bahkan, kalau kami kasih sedikit, mereka marah-marah,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, para penagih cantingan biasanya datang menggunakan perahu kecil atau perahu kolek, bahkan kadang dalam jumlah cukup banyak, hingga empat sampai lima perahu sekaligus.
“Yang sering datang itu biasanya rombongan dari Acoy dan kelompok lain. Setahu saya, mereka bukan warga Matras, tapi dari Bukit Kuala. Aneh saja, kenapa mereka bisa minta-minta di sini?” tambahnya.
Bahkan ada pula kelompok yang mengaku meminta timah untuk keperluan kampung, namun menurut para penambang, kejelasan dan legalitas kelompok-kelompok ini masih dipertanyakan.
“Kami bekerja bukan untuk cari kaya, tapi untuk cari makan. Kami hanya ingin kejelasan, siapa sebenarnya yang berhak menerima cantingan. Jangan sampai kami ditekan atau diminta paksa oleh pihak yang tidak jelas asal-usulnya,” tutupnya.
Para penambang berharap pihak berwenang dapat segera memberikan regulasi yang tegas dan transparan terkait pemberian cantingan timah, agar situasi di lapangan tidak semakin memanas dan merugikan pihak-pihak tertentu. An