Diduga Bermasalah, Proyek Jembatan Tebat Agung – Muara Niru Rp 3,3 Miliar Diminta Diaudit BPK dan APH

Muara Enim, Viapost.id | Proyek Penggantian Jembatan Beton Ruas Jalan Tebat Agung – Muara Niru, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim yang menelan anggaran fantastis sebesar Rp 3,3 miliar melalui APBD 2024 menuai sorotan tajam.

Pasalnya, dengan anggaran sebesar itu, semestinya pembangunan jembatan rampung dengan baik. Namun fakta di lapangan, hasil pekerjaan proyek justru dinilai amburadul dan mengecewakan masyarakat sekitar.

Ironisnya lagi, meski sudah menelan biaya besar, jembatan tersebut kembali dianggarkan dalam APBD 2025. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar dari masyarakat, termasuk dari pemerhati sosial Kabupaten Muara Enim, Dirmanto.

Menurutnya, anggaran Rp 3,3 miliar yang dikucurkan pada 2024 seharusnya bersifat selesai, bukan diulang kembali. “Analisa saya, anggaran Rp 3,3 miliar itu merupakan anggaran selesai, tapi kenapa dianggarkan lagi. Ini jelas ada kejanggalan,” tegas Dirmanto.

Ia bahkan menduga proyek jembatan tersebut telah dijadikan ajang “bancakan” oknum tertentu. “Sangat tidak logis, anggaran sudah direncanakan, sudah tercantum dalam RAB untuk selesai, tapi justru dianggap belum selesai dan minta tambah anggaran lagi,” sindirnya.

Lebih lanjut, Dirmanto menegaskan bahwa penganggaran kembali proyek semacam ini tidak semudah itu dilakukan kecuali ada bencana alam. Namun, pada pembangunan jembatan Tebat Agung – Muara Niru tidak ditemukan adanya bencana yang bisa dijadikan alasan.

“Pada proyek tahun anggaran 2024 ini jelas ada kejanggalan. Maka kami minta BPK, BPKP, maupun Aparat Penegak Hukum (APH) segera turun tangan melakukan pemeriksaan lapangan hingga audit forensik,” tegasnya.

Ia juga berencana melaporkan dugaan penyimpangan proyek tersebut. “Kami akan melaporkan permasalahan yang terjadi pada pembangunan jembatan ini,” tambahnya.

Sementara itu, pantauan langsung di lokasi menunjukkan indikasi permasalahan serius. Diduga terdapat keretakan pada bagian dinding jembatan, kondisi yang berpotensi membuat jembatan ambruk meski baru selesai dikerjakan.

Selain itu, pekerjaan dinilai tidak profesional. Nampak dinding penahan oprit jembatan di kedua sisi pangkal nyaris tidak ada, padahal bagian itu krusial untuk menjaga stabilitas tanah dan keamanan jembatan.

Tak hanya itu, bekas material proyek seperti kayu, mal cor triplek, serta tumpukan tanah dan sampah konstruksi dibiarkan berserakan di bawah jembatan, bahkan menghalangi aliran sungai.

Terungkap pula adanya rencana penambahan anggaran sebagaimana disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Faisal. “Jembatan itu akan dianggarkan lagi, dan sudah dikoordinasikan,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Dengan kondisi memprihatinkan ini, publik semakin menaruh curiga bahwa proyek jembatan yang dibiayai miliaran rupiah dari uang rakyat tersebut tidak berjalan sesuai aturan dan terindikasi merugikan keuangan negara.[**]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *