Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Viapost.id | Terbentuknya Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) pada 11 Januari 2013 melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 bukanlah proses yang instan. Keberadaannya merupakan hasil perjuangan panjang para tokoh Presidium Pembentukan DOB PALI.
Salah satu tokoh tersebut, Iskandar Anwar atau yang akrab disapa Iskandar Sinar Musi, kini menyoroti kinerja Bupati PALI Asgianto ST dan Wakil Bupati Iwan Tuaji. Ketua Harian Presidium Pembentukan DOB PALI itu menilai, dibandingkan kepemimpinan sebelumnya, saat ini Kabupaten PALI mengalami kemunduran.
“Penilaian saya, dibandingkan dengan kepemimpinan sebelumnya, Kabupaten PALI justru mundur,” ujarnya saat diwawancarai sejumlah awak media, Rabu (13/8/2025).
Iskandar menyoroti salah satunya pada perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Menurutnya, peringatan tahun ini terkesan sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang berlangsung meriah. “Dulu pesta rakyat selalu ada, sekarang katanya alasan efisiensi. Efisiensi itu seharusnya berlaku untuk pembelian mobil dinas mewah, bukan untuk mengurangi kebahagiaan rakyat di momen kemerdekaan,” tegasnya.
Ia membandingkan, sebelum PALI menjadi kabupaten, perayaan HUT RI digelar meriah meski tanpa dana APBD, karena perusahaan-perusahaan turut dilibatkan. Kini, meski memiliki APBD, kegiatan dinilai minim inisiatif dan hanya bergantung pada anggaran pemerintah.
Iskandar juga menyinggung polemik pengadaan mobil dinas senilai Rp12 miliar lebih yang justru mencuat di tengah momen kemerdekaan. “Ini menjadi sorotan publik dan media sosial, memperlihatkan kepemimpinan Asgianto–Iwan Tuaji tidak mampu mengatasi masalah secara bijak,” katanya.
Menurutnya, sejak awal kepemimpinan, pasangan tersebut terkesan kurang matang dalam mengambil keputusan. “Pemimpin itu ibarat orang tua, harus mampu membimbing semua anaknya meski berbeda karakter. Bukan justru menunjukkan ego yang merugikan,” imbuhnya.
Iskandar mengingatkan agar pemerintah tidak hanya mengumbar wacana keberhasilan yang belum terjadi, serta tidak menafikan capaian pemerintahan sebelumnya. Ia juga menyarankan agar Bupati dan Wabup memberikan pernyataan menyejukkan, mengajak masyarakat bersabar, dan menghindari kesan mengkotak-kotakkan wartawan.
“Lebih elegan jika pemimpin sekarang dan yang lalu bergandengan tangan, saling memberi masukan. Kalau bisa Asgianto dan Heri Amalindo bertemu untuk meredakan polemik,” pungkas Iskandar.